5 Essential Elements For Stanislaus Riyanta

Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif. Pelajari selanjutnya.

Jelas Stanis, lembaga ini juga akan fokus pada penelitian yang berhubungan dengan intelijen. Ia menjelaskan bahwa konteks intelijen yang dia maksudkan adalah intelijen sebagai pengetahuan, bukan intelijen operasi seperti bayangan orang awam, sebagai agen atau mata-mata.

“Kami melihat sangat penting bagi anggota Polri untuk mengedepankan pencegahan kejahatan melalui kegiatan-kegiatan preventif dan preemtif,” kata dia.

Details dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Stanislaus Riyanta’s desire in the topic of terrorism started when he was a postgraduate college student on the University of Indonesia on the outskirts of Jakarta.

[email protected] Untuk pengajuan iklan dan kerja sama bisa menghubungi: [email protected]

Menurut Stanislaus Riyanta, saat ini media sosial menjadi "shortcut to terrorism". Konten tentang radikalisme menyebar melalui media sosial dan mempengaruhi generasi muda.

"Setiap fenomena itu ada gejala-gejala, nah gejala ini jangan sampai kita tidak lakukan penanganan sehingga nantinya bisa menjadi meluas. Dengan gejala kecil, polisi RW bisa click here menjadi radar informasi sehingga kita bisa lakukan penanganan lebih awal," jelasnya.

“I figured out about early detection and prevention of threats to governments, and terrorism was one of these. In the course of my studies, I fulfilled and talked with several previous prisoners jailed on terrorism expenses and shortly realized that terrorism challenges have been really advanced,” he informed UCA Information.

Plan tersebut sudah berjalan dan telah banyak dirasakan manfaatnya oleh sejimlah masyarakat. Fadil berencana akan menjadikan method ini lebih luas bahkan sampai ke tingkat nasional. 

“Satu polisi itu kurang efektif dan kurang efisien karena penyebaran jumlah RW di masing-masing kelurahan itu tidak merata,” ujar dia kepada IDN Moments

Aboe mempertanyakan apakah system polisi RW akan membebani anggaran negara. Aboe juga mengkritisi risiko adanya tumpang tindih antara polisi RW dan Babinkamtibmas. "Karena ini menjelang Pemilu jadi orang ini pada tanya, Kalau saya sih biasa-biasa saja," ucapnya.

Saya suka mengajar, jika ada pilihan pekerjaan dalam waktu bersamaan antara mengajar dengan pekerjaan lain pasti saya utamakan yang mengajar," jelasnya.

“I normally introduce myself for a Catholic Once i’m carrying out analysis or talking in general public,” explained Riyanta. “Over and over, in the course of discussions, I are actually labeled an infidel, an outsider, a minion of Densus 88 and in many cases threatened with Loss of life.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *